Herna Triyoga, S.Pd, Guru Seni Budaya SMK Negeri 1 Blado, berkesempatan mengikuti Kegiatan Bengkel Seni dengan Tema “Tari Klana Topeng Dan Tari Topeng Sekartaji Gaya Surakarta Serta Apresiasi Tari Topeng Patmo Pancer” pada hari Selasa dan Rabu tanggal 5-6 September 2023 yang berlokasi di Pendapa Gendhon Humardani Taman Budaya Jawa Tengah, diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Herna Triyoga, S.Pd atau yang biasa dikenal dengan Bu Yoga pada foto diatas yang memakai baju batik Gringsing warna ungu, sedang bersalaman dengan narasumber dosen ISI Surakarta dalam rangka penyematan tanda peserta Bengkel Seni.
Ada 3 narasumber yang membagikan pengetahuan yang luarbiasa, diantaranya :
- Bambang Priyambodo, M.FA, sebagai pencipta karya Tari Topeng Patmo Pancer
- Darmastuti, S.Kar., M.Hum, sebagai pembimbing Tari Topeng Sekartaji
- Samsuri, S.Kar., M.Sn, sebagai pembimbing Tari Klana Topeng
Agenda Bengkel Seni kali ini dimoderatori oleh dua orang hebat yaitu Ciptono Hadi, S.Sn dan Maharani Luthvinda Dewi, S.Sn., M.Sn. Adapun Latar belakang dari pemilihan tema tari Topeng ini merupakan karya seni yang dipakai untuk perhiasan, dekoratif, kerajinan dan guna menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Topeng telah menjadi bentuk ekspresi paling tua yang pernah diciptakan peradaban manusia, pada Sebagian besar masyarakat dunia, topeng memegang peranan paling penting dalam berbagai sisi kehidupan yang menyimpan nilai-nilai magis dan suci. Kehidupan masyarakat modern saat ini menempatkan topeng sebagai salah satu bentuk karya seni tinggi. Seperti Jawa Tengah bahwa topeng tidak hanya keindahan estetis yang dimilikinya, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng tetap mampu memancarkan kekuatan magis yang sulit dijelaskan. Disisi lain topeng sebagai property untuk menari seperti Tari Klana dan Tari Sekartaji Gaya Surakarta yang perlu digali dan dilestarikan sesuai dengan perkembangan Zaman.
Maksud kegiatan ini adalah sebagai upaya mewujudkan optimalisasi peran, tugas dan fungsi Taman Budaya Jawa Tengah sebagai Lembaga kebudayaan yang mengelola bidang kesenian, sekaligus menindaklanjuti amanat Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dalam hal peningkatan kapasitas dan kualitas sumberdaya manusia para pelaku seni Tari khususnya Seni Tari Gaya Surakarta yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan tujuannya adalah sebagai berikut :
- Memberikan pengetahuan teoritik, pengalaman praktik, wawasan, dan ketrampilan kepada pelaku Seni Tari Gaya Surakarta
- Meningkatkan kapasitas sumberdaya para pelaku Seni Tari Gaya Surakarta
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi Seni Tari Gaya Surakarta yang inklusif dan semakin memasyarakat.
- Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap keberadaan Seni Tari Gaya Surakarta di Jawa Tengah.
Bu Yoga berkesempatan ikut serta dikarenakan beliau menjadi anggota Forum Silaturahmi Sanggar Seni Tari Jawa Tengah, Sanggar/Komunitas Tari, Seniman, budayawan, praktisi, akademisi, stake holder kesenian, khususnya dibidang Seni Tari di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.
Bu Yoga berangkat ke Surakarta via travel pada pukul 22.00 WIB pada hari Senin malam dan tiba di Wisma Seni Surakarta pada pukul 03.00 WIB. Registrasi kamar dan mendapatkan kamar standart 3, pada saat itu belum banyak peserta yang sudah hadir jadi suasana di Wisma Seni masih sepi bahkan Bu Yoga dikamar masih sendiri. Pada hari pertama Bengkel Seni yaitu Selasa tanggal 5 September 2023, Bu Yoga bangun pagi dan berjalan-jalan hingga daerah ISI Surakarta sembari sarapan dengan peserta dari Kabupaten Banyumas Sri Winarni dan Kustiyah. Agenda dimulai pada Jam 08.00 WIB dengan dibuka oleh Kepala Taman Budaya Jawa Tengah Bapak Suratno, S.Pd.,M.Pd, kemudian dilanjutkan sesi Diskusi dengan Narasumber yang luar biasa. Disini muncul polemic polemic dari berbagai daerah, seperti di Kabupaten Pemalang yang lebih membumi dengan Topeng Klana Gaya “Entit” lagu yang dipopulerkan oleh Waljinah, serta di Kabupaten Batang yang masih kurang peminat tari Klasik Surakarta dan popular dengan kesenian “Dogeran”. Sehingga disepakati untuk Bersama-sama mnguri-uri tari klasik Gaya Surakarta melalui Kegiatan Bengkel Seni dengan Tema “ Tari Klana Topeng Dan Tari Topeng Sekartaji Gaya Surakarta Serta Apresiasi Tari Topeng Patmo Pancer” ini. Kegiatan Diskusi berlangsung seru hingga pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan ISHOMA hingga pukul 13.00 WIB kemudian agenda praktik Bersama. Pada Hari Selasa kami saling bertukar gaya gerak yang memang berbeda mentor maupun Guru yang mengajarkan Tari Klana Topeng Dan Tari Topeng Sekartaji, seperti Bu Yoga sendiri diajarkan Tari Topeng Klana oleh Prof. Jazuly, M.Hum dosen Tari Surakarta Universitas Negeri Semarang, sehingga ada beberapa part/bagian gerak yang kurang sama dengan Narasumber Bapak Samsuri, S.Kar., M.Sn yang merupakan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Begitu juga dengan gerak Tari Topeng Sekartaji Bu Yoga yang masih terasa Gaya Jogjakarta-nya karena memang basic awal Bu Yoga menari dari kecil adalah Gaya Jogjakarta, sehingga ada perbedaan beberapa rasa gerak Tari Topeng Sekartaji dari Narasumber Ibu Darmasti, S.Kar., M.Hum. Tapi Hal tersebut tidak menjadi kendala bagi Bu Yoga dalam menggali ilmu Tari Gaya Surakarta, karena telah diberi kesempatan yang luar biasa menimba ilmu dari maestro yang luar biasa.
Hingga pada malam Selasa tanggal 5 September 2023 pukul 20.00 WIB Bu Yoga dan para peserta berkesempatan berapresiasi Tari Patmo Pancer Karya Dr. Bambang Priyambodo, M.FA. Karya maestro ini bercorak khas Sanggar Greget dengan relasi saling berhubungan serta berkelanjutan. Saking Pangeran, Roh Nafas Imam Budi, Pangraos Pamiarsa, Paningal, Panggonda Yekti, Kasebat Hasta Perangan Syair tembang maskumambang tersebut merupakan iringan/musi tari mengawali karya terbaru. Pementasan Tari Topeng Patmo Pancer dikemas dalam sebuah pertunjukan dan diskusi. Patmo Pancer terdiri dari kata ‘Pat’ yang berarti Papat atau Empat dan ‘Mo’ berarti Limo atau Lima. Sedangkan Pancer berarti menyatunya Empat atau Papat menjadi satu. Dalam karya Tari ini, Patmo Pancer merupakan pengejawantahan dari Sedulur Papat Limo Pancer. Yakni adanya kakang kawah atau air ketuban, adi ari-ari atau plasenta, pinang getih atau darah, puser atau pusar sedangkan pancer adalah diri sendiri. Sementara topeng sebagai properti yang berfungsi menutupi dan merupakan replika wajah untuk mengungkapkan karakter dari Sedulur Papat Limo Pancer tersebut dalam sebuah peran.
Bu Yoga juga berkesempatan menarikan hasil pelatihannya yaitu Tari Klana Topeng dan Tari Topeng Sekartaji menggunakan Gaya Surakarta yang telah dipahami beliau.